My Best Poem
Apabila kamu menyangka
Bahwa benarnya pendapatmu sendiri itulah kebenaran
Maka apa boleh buat
Aku mendaftarkan diri untuk melawanmu
Makhluk egois lagi sombong
Apabila yang bisa engkau pahami
Hanyalah ego, kemauan dan nafsumu sendiri
Dan bukannya kerendahan hati untuk menyayangi
Mengerti orang lain
Dan mencintai layaknya dirimu sendiri
Maka bersiaplah menerima kekalahan yang nyata
Dari benturan-benturan dan perihnya luka hati ini
Agar kemudian orang orang lain menggali tanah
Untuk menguburmu membunuh keangkuhanmu
Telingamu berfungsi untuk tuli
Matamu berguna untuk buta
Hidungmu hanyalah lubang
Yang menghirup busuknya bangkai perasaan
Hati penuh penyakit dan nafsu
Ilmu menempuh kesesatan
Kamu tak pandai berbagi
Tahunya merebut dan menang sendiri
Kebenaran akan rasa kamu jebak
Ideologimu tak pandang orang lain
Masa bodoh, tanpa alasan
Kamu kecewakan dunia
Canggih mempertentangkan kebekuan hati
Bodoh memandang nikmatnya kebersamaan
Tak belajar cinta dan kasih sayang
Lahap mengunyah kebencian
Balas dendam dan pemusnahan
Sungguh kejam amat biadab sangat munafik
Dan kalau sampai detik ini kamu masih mengira
Bahwa benarnya pilihanmu adalah segala-galanya
Dimana langit mimpi-mimpui bisa kamu raih dengat itu
Maka jangan sekali-kali kamu menghalangiku
Untuk mengedari langit
Dan kupetik kebenaran yang sejati
Untuk aku taburkan ke bumi
Tanpa bisa kamu halangi
Benih-benih kasih sayang Dan cinta yang abadi